on line

Jumat, 13 April 2012

DUNIA OH DUNIA.....

Banyak ayat-ayat dan hadits-hadits yang menerangkan tentang kebaikan dan keutamaan dunia. Di sisi lain banyak juga ayat-ayat dan hadits-hadits yang memandang rendah nilai dunia. Sepintas, tampaknya ada pertentangan dalam firman Allah dan sabda Rasul-Nya. Tetapi, yang sesungguhnya adalah seperti dua sisi mata uang. Satu sama lain tidak bisa saling meniadakan. Antara sisi positif dan negatifnya. Pujian terhadap dunia adalah motivasi kepada pemiliknya agar sisi kebaikan dunia digunakan secara maksimal untuk kebajikan dan ketaatan kepada Allah yang Mahapemurah. Begitu juga, kutukan dan celaan terhadap dunia bukan sebagai ajakan untuk meninggalkan dunia, melainkan agar manusia waspada, tidak tenggelam dalam jebakannya lalu melupakan tujuan penciptaannya. Dunia dipuji dan dipandang bermanfaat jika dapat menjadi sarana untuk mendorong orang rajin beribadah. Sebagai kendaraan untuk membawa pemiliknya lebih dekat kepada Allah. Ia adalah ladang persemaian untuk tanaman akhirat. Menjadi jembatan penghubung antara kebahagiaan dunia dan akhirat. Pada sisi inilah Allah menyebut harta dunia sebagai khairan(sesuatu yang baik) dan qiyaman (saka guru) kehidupan. Harta seperti inilah yang tidak boleh disia-siakan dan diserahkan kepada orang yang tidak becus mengelolanya. “Janganlah kamu berikan harta-hartamu kepada orang-orang bodoh yang (mana harta itu) telah Allah jadikan untukmu sabagai sakaguru kehidupan.” [Qs. 4 : 5] Rasulullah saw. melarang orang menyia-yiakan hartanya dan berpesan kepada sahabatnya: “Sesungguhnya jika Kau tinggalkan ahli warismu sebagai orang-orang kaya adalah lebih baik dari pada Kau tinggalkan mereka menjadi beban orang lain.” [Hr. Bukhori] Harta yang baik dan yang dipergunakan untuk kebaikan inilah jika pemiliknya mati terbunuh karena mempertahankan hartanya, kematiannya dianggap syahid. Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa terbunuh karena mempertahankan hartanya, maka dia mati syahid.” [Hr. Bukhori] Sebaliknya dunia dipandang hina, jika dikejar hanya sebatas untuk kepentingan duniawi. Membuat orang lalai dan sibuk dengan urusan dunia yang fana, melupakan kehidupan abadi. Di sisi inilah dunia menjadi terkutuk. Dicela sebagai “kesenangan yang menipu.” Dipandang tidak lebih berharga dari bangkai anak kambing dan tidak lebih berat dari sayap nyamuk. Yaa Robb,Jadikan kami orang-orang yang terpilih,selalu Istiqomah menjalankan Segala perintah dan laranganMU, Amiin,....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar