on line

Rabu, 04 Desember 2013

HALAL - KAH

Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke Masjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua berdekatan dengan Masjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma terletak di samping timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. 4 Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia solat dan berdoa kushuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya : “Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara’ yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT,” kata malaikat yang satu.“Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak kerana 4 bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua berdekatan Masjidil Haram,” jawab malaikat yang satu lagi. Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, solatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. “Astaghfirullahal adzhim” Ibrahim beristighfar.Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Makkah menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Makkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. “4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang?” tanya Ibrahim . “Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak muda itu. “Innalillahi wa innailaihi roji’un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?”. Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. “Nah, begitulah” kata ibrahim setelah bercerita, “Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?”. “Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya.” “Dimana alamat saudara-saudaramu ? biar saya temui mereka satu persatu.”Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham pergi menemui mereka. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim. 4 bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap : “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain.” “O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat halalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.” "Oleh sebab itu berhati-hatilah dgn makanan yg masuk ke tubuh kita, sudah halal dan toyyibah-kah? lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu…”

Baca selanjutnya ..

Senin, 18 November 2013

BERBAKTI PADA IBU

Kasih sayang seorang ibu tak terhingga. Kebaikan yang ia curahkan kepada anak-anaknya.. tak pernah terhitung…. Cinta kasih ibu laksana mentari menyinari dunia. Terus berbagi cahaya untuk alam semesta, tanpa pamrih…. Sekalipun ia dipenuhi dengan panas yang membara. Menurut Syekh Muhammad bin Ali Asa'awy dalam artikelnya yang berjudulAl-Ihsan ila Al-Umm, pengabdian dan berbakti kepada kedua orang tua terutama ibu wajib hukumnya. Ini merujuk pada surah al-Isra ayat 23-24. Tingkat kewajiban berbuat baik kepada ibu itu bertambah kuat saat anak-anaknya dewasa. Ia menjelaskan, bentuk ihsan kepada ibu bervariasi. Di level pertama, menjauhkan segala perkara buruk darinya, memberikan hal positif, berinteraksi dengan pekerti yang luhur dan etika kesopanan, peka terhadap perkara yang ia suka dan tidak, berdoa untuknya, dan segalaihsan yang dilakukan bertujuan untuk menggapai ridonya. Berbakti dan berihsan kepada ibu adalah kunci dikabulkannya doa. Pengabdian kepada sosok ibu, juga dikategorikan sebagai sebab masuk surga. Ini seperti tertuang dalam kisah Uwais. Tabiin tersebut adalah orang yang beruntung. Rasulullah SAW menyebut, siapa pun yang melihat Uwais maka hendaknya meminta doa ampunan kepadanya. Ini lantaran dirinya terkenal taat dan berbakti pada sang ibunda. Ini mendorong Umar bin Khatab mencari keberadaan Uwais. Kisah pencarian Umar itu seperti tertuang di riwayat Muslim. Sebaliknya, mereka yang durhaka kepada kedua orang tua, terkhusus ibu, akan mendapatkan ganjaran setimpal. Sanksi yang akan ia terima bukan hanya di akhirat. Juga ia akan menerima akibat ulahnya itu di dunia. Seperti ditegaskan dalam riwayat Muslim. Setiap perbuatan dosa, Allah akan menunda siksaannya kapan pun Ia berkehendak hingga kiamat. Kecuali durhaka kepada kedua orang tua. Allah SWT akan mempercepat siksa bagi pelakunya di kehidupan dunia, sebelum mati. Ini mengingat durhaka--sebagaimana riwayat Bukhari--termasuk pelanggaran berat, dosa besar. Imam Syafii pernah bertutur dalam syairnya: ”Tunduk dan carilah rido ibumu, karena mendurhakainya termasuk dosa besar.” Ia pun menukilkan kisah seorang sahabat di sudut Ka'bah. Tampak seorang laki-laki tengah menggendong ibunya dan bertawaf bersama. Sang anak lalu menyenandungkan puisi: “Saya akan menggendongnya tiada henti, ketika penumpang beranjak saya tidak akan pergi, ibuku mengandung dan menyusuiku lebih dari itu, Allah Tuhanku yang Mulia dan Mahabesar.” Ia melihat Abdullah bin Umar dan bertanya, apakah segala yang telah ia lakukan tersebut cukup membalas pengorbanan ibunya? “Tidak sedikit pun,” jawab Ibn Umar. Bagi generasi salaf, penghormatan atas jerih payah mereka tekankan. Mereka menempuh bermacam cara untuk menunjukkan bakti terhadap ibundanya. Muhammad bin al-Munakkar, misalnya. Ia sengaja meletakkan kedua pipinya di tanah. Hal itu bertujuan agar dijadikan sebagai pijakan melangkah ibunya. Ali bin al-Husain tak ingin makan satu meja dengan ibundanya. Alasannya? Ia takut bila merebut menu yang diinginkan ibunya. Usamah pernah memanjat pohon kurma lalu mengupasnya dan menyuapi ibunya. Kenapa ia melakukan hal itu? Ia menjawab,” Ibuku memintanya. Apa pun yang ia minta dan saya mampu, pasti aku penuhi.” Begitulah perhatian salaf terhadap ibu mereka. Aisyah bahkan pernah bertutur, ada dua nama yang ia nilai paling berbakti kepada sosok ibu, yaitu Usman bin Affan dan Haritsah bin an-Nu'man. Nama yang pertama tak pernah menunda-nunda perintah ibundanya. Sedangkan yang kedua, dia rajin membasuh kepala sang ibu, menyuapinya, dan tidak banyak bertanya saat ibundanya memerintahkan suatu hal. Bentuk penghormatan kepada ibu bisa beragam. Kesemuanya bermuara pada perlakuan ihsan kepada sosok yang mulia tersebut.

Baca selanjutnya ..

Senin, 09 September 2013

PENANGGUHAN SIKSA

Sering orang berkata katanya Allah berkuasa dan tak suka pada perbuatan-perbuatan yang kufur atau durhaka. Lalu, mengapa nyatanya orang-orang yang kelihatannya bergelimang dosa tetap saja ada bahkan seperti hidupnya lebih sejahtera, rezekinya mudah, serta hidup mewah? Sementara kita yang taat beribadah dan setiap waktu berdoa kepada Allah begini-begini saja, apa adanya, bahkan kadang hidup seperti banyak susah. Di sinilah sebenarnya ujian dan kekuatan rahasia Allah. Kita yang beribadah dan taat kepada Allah diberi porsi rezeki dan kesempatan yang terbatas tentu tak lepas dari rencana Allah yang akan memberi kebahagiaan kelak. Mendidik bersikap tawakal dan bersyukur, memandang harapan dalam janji-janji Allah yang diimani benar adanya, mengerti akan ibrah sejarah masa lalu, serta tetap dekat dan ditemani Allah sepanjang arung kehidupan yang dilaluinya. Sebaliknya mereka yang berbuat buruk, mengingkari ayat-ayat Allah, serta terjebak di pusaran kesibukan duniawi yang mempesona, sebenarnya hanya akan menikmati sementara saja karena di depan mereka ada jurang yang sangat dalam dan mengerikan. Siksaan yang tertangguh. Allah SWT menunjukkan ayat-ayat-Nya sebagaimana diingatkan dalam QS Al Isra 59 “Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum Tsamud unta betina yang dapat dilihat (sebagai mu’jizat) tetapi mereka berlaku zalim (kepada unta itu). Dan Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu kecuali agar mereka takut”. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa Sunaid dari Sa’id bin Jubair bahwa kaum musyrik pernah berkata, ”Wahai Muhammad, kamu mengaku bahwa sebelum kamu, Allah juga mengutus para nabi yang lain. Di antara nabi itu ada yang dikaruniai mu’jizat dengan ditundukkan kepadanya angin yang berembus dengan baik menurut perintahnya kemana saja yang dikehendakinya. Di antara mereka juga ada yang diberi mu’jizat untuk menghidupkan orang yang telah mati. Oleh karena itu, jika kamu menginginkankami beriman dan mempercayaimu, berdoalah kepada Tuhanmu untuk kami dengan mengubah seluruh bukit Shafa ini menjadi bukit emas”. Imam Ahmad meriwayatkan Ibnu Abbas ra menuturkan kaum kafir meminta kepada Nabi Muhammad untuk memperlihatkan mukjizat dengan mengubah bukit Shafa menjadi bukit emas dan menundukkan pegunungan menjadi tempat yang amat baik untuk bercocok tanam. Lalu dikatakan kepada Nabi Muhammad, “ Jika kamu mau, Kami akan menangguhkan kepada mereka, dan jika kamu mau Kami dapat mengabulkan permintaan mereka, tetapi jika mereka masih kafir, niscaya mereka akan binasa sebagaimana binasanya umat terdahulu”. Nabi menjawab, “Tidak, tapi tangguhkanlah mereka”. Kemudian Allah menurunkan ayat di atas. An Nasa’i meriwayatkan kisah ini dari jalan hadits Jarir. Demikianlah Rosulullah SAW khawatir jika do’a dikabul dan bukit Shafa menjadi emas, mereka tetap saja kafir, karena “emas” sering membawa kerakusan, lupa diri, bahkan menjadi lebih durhaka lagi. Rosul memilih opsi penangguhan. Penangguhan adalah kesempatan agar ada waktu untuk menda’wahi kiranya mereka dapat beriman dan bertobat. Jika ternyata tidak, maka siksa yang tertangguh akan datang menurut kehendak Allah. Dan tentunya siksa akherat sudahlah pasti. Kita saat ini suka membandingkan kehidupan kita sendiri yang “berat” melaksanakan sholat, shaum, atau ibadah lain dengan orang atau komunitas lain yang “ringan” menunaikan kewajiban. Mengapa mereka yang minim ibadah bahkan nampaknya tak beriman dan durhaka itu nampak begitu mudah untuk hidup jauh lebih sejahtera. Bisnis sukses, berkuasa, kendaraan dan rumah-rumah yang mewah. Gampang rezekinya. Perbadingan yang dibarengi rasa iri apalagi berprasangka buruk terhadap keadilan Allah sesungguhnya tidaklah patut, sebab semua itu berlaku hukum penangguhan. Allah akan memarahi dan mengadzab pada waktunya. Tidak ada perbuatan buruk yang tak tercatat, seluruhnya terdata dan akan dibukakan. Lalu catatan itu membuat penyesalan yang sangat mendalam. Tak ada waktu untuk perbaikan. Siksa yang tertangguhkan. “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan). Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa” (QS AL An’aam 44). Nah, di akhirat nanti yang banyak melakukan dosa serta melupakan urusan Allah selama di dunia, siksa penangguhan akan didapat. Diawali dengan mendapatkan catatan amal yang diterima dengan tangan kiri dan dari belakang. “Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan kirinya, maka dia berkata “alangkah baiknya jika kitab tidak diberikan padaku, sehingga aku tak tahu bagaimana hisabku, wahai kiranya (kematian) itu yang menyudahi segala sesuatu, hartaku sama sekali tak berguna bagiku, kekuasaanku telah hilang dariku” (QS AL Haqqah 25-29). “Dan adapun orang yang yang catatannya diberikan dari arah belakang, maka dia akan berteriak “Celakalah aku !”. (QS Al Insyiqaq 10-11).

Baca selanjutnya ..

Rabu, 04 September 2013

PRIBADI PRIBADI PILIHAN

Adakah di antara kita yang bercita-cita menjadi pribadi yang memalukan? Semua tentu ingin tampil sebagai pribadi yang membanggakan. Membanggakan di mata sesama manusia, terlebih di mata Allah. Hadis berikut dapat memandu kita agar menjadi pribadi yang membanggakan, khususnya di hadapan Allah. Dari Abu Darda’ RA bahwa Nabi SAW bersabda, "Ada tiga golongan yang kelak dicintai Allah, dan Allah tertawa kepada mereka sambil memberikan kabar gembira. Yaitu orang yang apabila melihat perang berkecamuk, dia segera ikut berperang di belakang orang-orang karena Allah. Dia tidak peduli apakah nanti terbunuh atau diselamatkan Allah. Yang demikian itu cukup baginya, dan Allah berkata kepada para malaikat, ‘Lihatlah hambaku ini bagaimana dia begitu sabar demi Aku’. Kemudian orang yang memiliki istri cantik dan kasur yang empuk dan bagus, tetapi dia bangun malam hari. Maka Allah berkata, ‘Dia mengabaikan syahwatnya demi mengingat Aku. Padahal kalau mau, dia bisa saja tidur’. Kemudian, orang yang dalam bepergian bersama rombongan, semua orang bangun lalu kembali tidur, maka dia tetap terjaga pada waktu sahur dalam keadaan lelah atau santai." (HR Hakim dan Thabrani). Pertama, berjihad tanpa dengan segala daya dan kemampuan. Melakukan jihad sungguh tidak mudah. Jihad, apapun bentuknya, tentu akan mendapat perlawanan dari nafsu. Bisikan nafsu akan selalu berusaha menjauhkan kita dari jihad. Karena itu, ketika manusia mampu berjihad, berarti ia telah mampu menundukkan nafsunya. Ia tidak lagi mempedulikan kepentingan dirinya. Dalam hati dan pikiran orang yang benar-benar tulus berjihad hanya ada Allah. Jangankan kehilangan harta, waktu, dan tenaga, pelaku jihad bahkan tidak mau tahu dengan keselamatan nyawanya sendiri. Itulah yang membuat Allah ‘terharu’ sehingga menyanjung hamba-hamba yang begitu tabah dan sabar itu di hadapan para malaikat. Kedua, bangun malam untuk beribadah. Tidak banyak orang yang mau bangun di waktu malam untuk menghadap Allah. Kenikmatan istirahat berupa tidur sangat berat ditinggalkan. Terlebih pada waktu sepertiga malam yang terkahir. Saat itu adalah pulas-pulasnya tidur, meskipun saat itulah Allah turun ke langit dunia, mengabulkan doa setiap hamba-Nya yang sedang bersimpuh luruh mengagungkan nama-Nya. Allah sangat bangga terhadap hamba-hamba yang rela meninggalkan peraduannya demi menghadap Tuhannya. Dia tidak terpedaya oleh kenikmatan duniawi berupa kamar yang indah dan istri yang cantik. Padahal semua itu halal baginya. Dia lebih memilih memuji kebesaran Allah melalui rangkaian ibadah pada saat selainnya sedang tidur. Ketiga, beribadah dalam keadaan letih. Rajin beribadah dalam keadaan longgar adalah hal biasa. Sebab tidak ada sesuatu yang memang harus dilakukan. Tetapi beribadah dalam keadaan sibuk dan letih itu luar biasa. Hanya orang-orang dengan keimanan prima yang sanggup melakukannya. Allah memuji orang-orang yang demikian. Dalam perjalanan hanya sekadar contoh kesibukan dan keletihan. Tetapi, sesungguhnya kesibukan bukan hanya dalam kondisi musafir. Di zaman modern seperti sekarang, banyak orang menjadi sibuk meskipun tidak sedang dalam perjalanan. Pekerjaan yang menumpuk akibat dikejar target oleh perusahaan juga salah satu bentuk kesibukan. Seharian bekerja di kantor juga merupakan sebuah keletihan. Ketika dalam kondisi demikian, malamnya kita masih bisa bangun malam guna melakukan tahajud, zikir, dan tadarus Alqur’an, maka itulah kemuliaan. Allah akan melihat kita dengan bangga. Kita juga akan disediakan kedudukan yang mulia, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Semoga kita semua dapat menjadi pribadi-pribadi pilihan, manusia-manusia yang membanggakan di dunia dan akhirat. Aamiin.

Baca selanjutnya ..

Senin, 19 Agustus 2013

MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN

Suasana hari raya Idul Fitri masih menyelimuti kita. Kebahagiaan dan kegembiraan masih lekat terasa karena setiap muslim merasakan limpahan karunia dan rahmat Allah SWT. Namun sudah menjadi fenomena umum jika Ramadhan berlalu, maka ketaatan di dalam menjalankan ibadah dan aneka kebajikan menjadi menurun dan melemah. Jumlah jemaah shalat lima waktu dipastikan menurun drastis. Kesemarakan orang-orang dalam bersodaqoh berkurang. Kelembutan hati dan perilaku yang memancar di bulan Ramadhan menjadi sirna. Padahal kesemua kebiasaan baik tersebut tidak seharusnya hanya terjadi di bulan Ramadhan. Idealnya kebiasaan baik Ramadhan mampu menghiasi 11 bulan lain di luar Ramadhan, karena perintah shalat berjamaah, bersodaqoh dan berbuat kebajikan serta bersikap santun dengan sesama manusia adalah akhlak Islam sepanjang zaman. Bahkan semua perilaku kebaikan tersebut merupakan pemberian  dari Allah SWT guna merepresentasikan diri seorang muslim sebagai hamba terpilih dan contoh yang mudah bagi manusia di sekelilingnya.MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN,MOHON MAAF LAHIR & BATHIN.

Baca selanjutnya ..

Senin, 03 Juni 2013

HIKMAH BAK MUTIARA

Tulisan ini kubuat…special untuk sahabat …yang sedang menemani anaknya… FIRA…menjalani transfusi darah tiap bulan..yang berjuang untuk mencari kesembuhan.. Tersebutlah kisah nyata seorang kaya raya berkebangsaan Saudi bernama Ra’fat. Ia diwawancarai setelah ia berhasil sembuh dari penyakit liver akut yang ia idap. Pola hidup berlebihan dan mengkonsumsi makanan tak beraturan membuat Ra’fat mengalami penyakit di atas. Ra’fat berobat untuk mencari kesembuhan. Banyak dokter dan rumah sakit ia kunjungi di Saudi Arabia sebagai ikhtiar. Namun meski sudah menyita banyak waktu, tenaga, pikiran dan biaya, sayangnya penyakit itu tidak kunjung sembuh juga. Ra’fat mulai mengeluh. Badannya bertambah kurus. Tak ubahnya seperti seorang pesakitan. Demi mencari upaya sembuh, maka Ra’fat mengikuti saran dokter untuk berobat ke sebuah rumah sakit terkenal spesialis liver di Guangzhou, China. Ia berangkat ke sana ditemani oleh keluarga. Penyakit liver semakin bertambah parah. Maka saat Ra’fat diperiksa, dokter mengatakan bahwa harus diambil tindakan operasi segera. Ketika Ra’fat menanyakan berapa besar kemungkinan berhasilnya. Dokter menyatakan kemungkinannya adalah fifty-fifty. “50% kalau operasi berhasil maka Anda akan sembuh, 50% bila tidak berhasil mungkin nyawa Anda adalah taruhannya!” jelas sang dokter. Mendapati bahwa boleh jadi ia bakal mati, maka Ra’fat berkata, “Dokter, kalau operasi ini gagal dan saya bisa mati, maka izinkan saya untuk kembali ke negara saya untuk berpamitan dengan keluarga, sahabat, kerabat dan orang yang saya kenal. Saya khawatir bila mati menghadap Allah Swt namun saya masih punya banyak kesalahan terhadap orang yang saya kenal.” Ra’fat berkata sedemikian sebab ia takut sekali atas dosa dan kesalahan yang ia perbuat. Dengan enteng dokter membalas, “Terlalu riskan bagi saya untuk membiarkan Anda tidak segera mendapatkan penanganan. Penyakit liver ini sudah begitu akut. Saya tidak berani menjamin keselamatan diri Anda untuk kembali ke tanah air kecuali dalam 2 hari. Bila Anda lebih dari itu datang kembali ke sini, mungkin Anda akan mendapati dokter lain yang akan menangani operasi liver Anda.” Bagi Ra’fat 2 hari itu cukup berarti. Ia pun berjanji akan kembali dalam tempo itu. Serta-merta ia mencari pesawat jet yang bisa disewa dan ia pun pergi berangkat menuju tanah airnya. Kesempatan itu betul-betul digunakan oleh Ra’fat untuk mendatangi semua orang yang pernah ia kenal. Satu per satu dari keluarga dan kerabat ia sambangi untuk meminta maaf dan berpamitan. Kepada mereka Ra’fat berkata, “Maafkan aku, Ra’fat yang kalian kenal ini sungguh banyak kesalahan dan dosa… Boleh jadi setelah dua hari dari sekarang saya sudah tidak lagi panjang umur…” Itulah yang disampaikan Ra’fat kepada orang-orang. Dan setiap dari mereka menangis sedih atas kabar berita yang mereka dengar dari orang yang mereka cintai dan kagumi ini. Ra’fat menyambangi satu per satu dari mereka. Meski dengan tubuh yang kurus tak berdaya, ia berniat mendatangi mereka untuk meminta doa dan berpamitan. Dan kondisi itu membuat Ra’fat menjadi sedih. Ia merasa menjadi manusia yang paling merana. Ia merasa tak berdaya dan tak berguna. Sering dalam kesedihannya ia membatin, “Ya Allah…. rupanya keluarga yang mencintai aku…. harta banyak yang aku miliki… perusahaan besar yang aku punya…. semuanya itu tidak ada yang mampu membantuku untuk kembali sembuh dari penyakit ini! Semuanya tak ada guna… semuanya sia-sia!” Rasa emosi batin itu membuat tubuh Ra’fat bertambah lemah. Ia hanya mampu perbanyak istighfar memohon ampunan Tuhannya. Memutar tasbih sambil berdzikir kini menjadi kegiatan utamanya. Ia masih merasa bahwa dirinya adalah manusia yang paling merana di dunia. Hingga saat ia sedang berada di mobilnya. duduk di kursi belakang dengan tangan memutar tasbih seraya berdzikir. Hanya Ra’fat dan supirnya yang berada di mobil itu. Mereka melaju berkendara menuju sebuah rumah kerabat dengan tujuan berpamitan dan minta restu. Saat itulah menjadi moment spesial yang tak akan terlupakan untuk Ra’fat. Beberapa ratus meter di depan, mata Ra’fat melihat ada seorang wanita berpakaian abaya (pakaian panjang wanita Arab yang serba berwarna hitam) tengah berdiri di depan sebuah toko daging. di sisi wanita tadi ada sebuah karung plastik putih yang biasa menjadi tempat limbah toko tersebut. Wanita tadi mengangkat dengan tangan kirinya sebilah tulang sapi dari karung. Sementara tangan kanannya mengumpil dan mencuil daging-daging sapi yang masih tersisa di pinggiran tulang. Ra’fat memandang tajam ke arah wanita tersebut dengan pandangan seksama. Rasa ingin tahu membuncah di hati Ra’fat tentang apa yang sedang dilakukan wanita itu. Begitu mobilnya melintasi sang wanita, sekilas Ra’fat memperhatikan. Maka ia pun menepuk pundak sang sopir dan memintanya untuk menepi. Saat mobil sudah berhenti, Ra’fat mengamati apa yang dilakukan oleh sang wanita. Entah apa yang membuat Ra’fat menjadi penasaran. Keingintahuannya membuncah. Ia turun dari mobil. lemah ia membuka pintu, dan ia berjalan tertatih-tatih menuju tempat wanita itu berada. Dalam jarak beberapa hasta Ra’fat mengucapkan salam kepada wanita tersebut namun salamnya tiada terjawab. Ra’fat pun bertanya kepada wanita tersebut dengan suara lemah, “Ibu…, apa yang sedang kau lakukan?” Rupanya wanita ini sudah terlalu sering diacuhkan orang, hingga ia pun tidak peduli lagi dengan manusia. Meski ada yang bertanya kepadanya, wanita tadi hanya menjawab tanpa menoleh sedikitpun ke arah si penanya. Sambil mengumpil daging wanita itu berkata, “Aku memuji Allah Swt yang telah menuntun langkahku ke tempat ini. Sudah berhari-hari aku dan 3 orang putriku tidak makan. Namun hari ini, Dia Swt membawaku ke tempat ini sehingga aku dapati daging limbah yang masih bertengger di sisi tulang sisa. Aku berencana akan membuat kejutan untuk ketiga putriku malam ini. Insya Allah, aku akan memasakkan sup daging yang lezat buat mereka….” Subhanallah. …! bergetar hebat relung batin Ra’fat saat mendengar penuturan kisah kemiskinan yang ada di hadapannya. Tidak pernah ia menyangka ada manusia yang melarat seperti ini. Maka serta-merta Ra’fat melangkah ke arah toko daging. Ia panggil salah seorang petugasnya. Lalu ia berkata kepada petugas toko, “Pak…, tolong siapkan untuk ibu itu dan keluarganya 1 kg daging dalam seminggu dan aku akan membayarnya selama setahun!” Kalimat yang meluncur dari mulut Ra’fat membuat wanita tadi menghentikan kegiatannya. Seolah tak percaya, ia angkat wajah dan menoleh ke arah Ra’fat. Kini mata wanita itu menatap dalam mata Ra’fat seolah ia berterima kasih lewat sorot pandang. Merasa malu ditatap seperti itu, Ra’fat menoleh ke arah petugas toko. Ia pun berkata, “Pak…, tolong jangan buat 1 kg dalam seminggu, aku rasa itu tidak cukup. Siapkan 2 kg dalam seminggu dan aku akan membayarnya untuk setahun penuh!” Serta-merta Ra’fat mengeluarkan beberapa lembar uang 500-an riyal Saudi lalu ia serahkan kepada petugas tadi. Usai Ra’fat membayar dan hendak meninggalkan toko daging, maka terhentilah langkahnya saat ia menatap wanita tadi tengah menengadah ke langit sambil mengangkat kedua belah tangannya seraya berdoa dengan penuh kesungguhan: “Allahumma ya Allah… berikanlah kepada tuan ini keberkahan rezeki. Limpahkan karunia-Mu yang banyak kepadanya. Jadikan ia manusia mulia di dunia dan akhirat. Beri ia kenikmatan seperti yang Engkau berikan kepada para hamba-Mu yang shalihin. Kabulkan setiap hajatnya dan berilah ia kesehatan lahir dan batin…..dst” Panjang sekali doa yang dibaca oleh wanita tersebut. Kalimat-kalimat doa itu terjalin indah naik ke langit menuju Allah Swt. Bergetar arsy Allah Swt atas doa yang dibacakan sehingga getaran itu terasa di hati Ra’fat. Ia mulai merasakan ketentraman dan kehangatan. Kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Hampir saja Ra’fat menitikkan air mata saat mendengar jalinan indah kalimat doa wanita tersebut. Andai saja ia tidak merasa malu, pastilah buliran air mata hangat sudah membasahi pipinya. Namun bagi Ra’fat pantang menangis…, apalagi dihadapan seorang wanita yang belum ia kenal. Ra’fat lalu memutuskan untuk meninggalkan wanita tersebut. Ia berjalan tegap dan cepat menuju mobilnya. Dan ia belum juga merasakan keajaiban itu! Ya, keajaiban yang ditambah saat Ra’fat membuka dan menutup pintu mobil dengan gagah seperti manusia sehat sediakala!!! Sungguh doa wanita itu memberi kedamaian pada hati Ra’fat. Sepanjang jalan di atas kendaraan Ra’fat terus tersenyum membayangkan doa yang dibacakan oleh sang wanita tadi. Perjalanan menuju rumah seorang kerabat itu menjadi indah. Sesampainya di tujuan lalu Ra’fat mengutarakan maksudnya. Ia berpamitan dan meminta restu. Ia katakan boleh jadi ia tidak lagi berumur panjang sebab sakit liver akut yang diderita. Anehnya saat mendengar berita itu dari Ra’fat, sang kerabat berkata, “Ra’fat…, janganlah engkau bergurau. Kamu terlihat begitu sehat. Wajahmu ceria. Sedikit pun tidak ada tanda-tanda bahwa engkau sedang sakit.” Awalnya Ra’fat menganggap bahwa kalimat yang diucapkan kerabat tadi hanya untuk menghibur dirinya yang sedang sedih. Namun setelah ia mendatangi saudara dan kerabat yang lain, anehnya semuanya berpendapat serupa. Dua hari yang dimaksud pun tiba. Ia didampingi oleh istri dan beberapa anaknya kembali datang ke China. Hari yang dimaksud untuk menjalani operasi sudah disiapkan. Sebelum masuk ruang tindakan, beberapa pemeriksaan pun dilakukan. Setelah hasil pemeriksaan itu dipelajari maka ketua tim dokter pun bertanya keheranan kepada Ra’fat dan keluarga: “Aneh….! dua hari yang lalu kami dapati liver tuan Ra’fat rusak parah dan harus dilakukan tindakan operasi. Tapi setelah kami teliti, mengapa liver ini menjadi sempurna lagi?!” Kalimat dokter itu membuat Ra’fat dan keluarga menjadi bahagia. Berulangkali terdengar kalimat takbir dan tahmid di ruangan meluncur dari mulut mereka. Mereka memuji Allah Swt yang telah menyembuhkan Ra’fat dari penyakit dengan begitu cepat. Siapa yang percaya bahwa Allah yang memberi penyakit, maka ia pun akan yakin bahwa hanya Dia Swt yang mampu menyembuhkan…. Jangan bersedih sahabat. Sadari bahwa dalam kegetiran ada hikmah bak mutiara! ..Semoga segera di tunjukan jalan kesembuhan…Allahumma ya Allah…Berilah kesembuhan dan kesehatan pada ananda Fira..Berilah ketabahan dan kesabaran untuk keluarganya….berikan mereka kenikmatan…sebagaimana kau berikan pada hamba Mu yang solihin…Amin

Baca selanjutnya ..

Minggu, 02 Juni 2013

GIBAH ITU INDAH

Alkisah, Aisyah, istri Rasul beserta kawannya berpapasan dengan rombongan yang akan pergi ke suatu tempat. Ketika berpapasan, Aisyah sedikit bergunjing dengan dirinya sendiri didalam hati ketika melihat wanita yang bertubuh gemuk, Aisyah berkata, ”gemuk betul tubuhnya”, dan ketika melihat tubuh yang kurus pikirnya, ”kurus betul tubuhnya”. Dan ketika hal itu diketahui oleh Rasululloh, maka Aisyah diminta untuk membuka mulutnya. Ketika aisyah membuka mulutnya, maka tiba-tiba keluarlah darah kental hitam dari mulut Aisyah yang mulia. Subhanallah, iri rasanya melihat bagaimana Allah menjaga Aisyah. Jika Aisyah melakukan perbuatan yang menurut kita hanya dosa kecil saja, ternyata sudah dihukum oleh ALLOH di dunia. Dan darah hitam yang kental itu menunjukkan bahwa perbuatan Aisyah dalam bergibah itu, walaupun hanya terlintas dipikiran saja, telah dihukum oleh ALLAH SWT. Bagi kita sebagai sebagai orang awam, gibah itu merupakan hal yang menyenangkan dan terlihat indah karena mampu membuat kita mungkin memiliki banyak teman karena begitu banyak informasi, berita dan cerita dari kita untuk teman-teman kita. Hal itu semua tanpa kita sadari mampu mempererat ukhuwah, namun sebetulnya gibah itu merupakan sebuah dosa besar yang tidak terlihat langsung korbannya, tapi dampaknya luar biasa. Dan hal itu lagi-lagi ditunjukkan oleh Allah dalam Al Quran Surat Al Hujurat ayat 11 yang berbunyi ”Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”. (QS.49:11). Astaghfirullohaladzhiim, yaa Roob, dalam siangmu yang terik ini, hamba memohon kepadamu, untuk menjadi bagian dari hamba-Mu yang mampu menjaga lidahnya untuk selalu berkata baik dan tidak berkata-kata yang membawanya ke neraka. Gibah itu indah, mempererat ukhuwah tapi dibelakangnya terdapat sengsara berujung neraka.

Baca selanjutnya ..

Kamis, 30 Mei 2013

UNDANGAN KE SURGA

وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيم ”Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (QS Yunus ayat 25) Setiap muslim adalah orang yang beruntung. Karena Allah telah melimpahkan kepada dirinya ni’mat paling istimewa yang bisa diterima seorang manusia. Ia telah memperoleh ni’mat Iman dan Islam. Namun demikian, tidak semua muslim menyadari betapa istimewanya ni’mat ini. Sehingga dengan segala rasa hormat kepada sesama saudara seiman, kita seringkali terpaksa menyaksikan penampilan sebagian saudara muslim kita yang sungguh jauh dari ekspresi hadirnya ni’mat Iman dan Islam tersebut. … Tidak setiap manusia memperoleh keistimewaan ini. Dan kita –Alhamdulillah- termasuk yang dikendaki Allah memperoleh petunjuk…… Padahal ungkapan syukur kita masih sangat minim untuk layak memperoleh keistimewaan mewah ini… Kadang kita termenung sendiri mengingat betapa sedikitnya ’amal-ibadah kita kepada Allah, masih sedikitnya ’amal-sholeh kita kepada sesama manusia ,kita sibuk dengan urusan dunia hingga kita melalaikan kepentingan akhirat kita, …atau bahkan kita tidak berusaha sungguh2 meraih kepentingan akhirat kita…..jadi masih layakkah kita menerima kenikmatan ini..

Baca selanjutnya ..

Minggu, 05 Mei 2013

BER EXPRESSI

Lucu aja kalo kita bicara tentang rok mini. Semuanya punya pendapat sendiri, walau sebenernya kita udah tau mana pendapat yg bener, tp kita masih terlalu enggan untuk SAY TO ROK MINI . Kebetulan saya sendiri kurang terlalu pintar merangkai kata yg dapat mewakili pendapat saya tentang ke-rok mini an ini. Soal rok mini ini memang menggelitik. Saya sendiri di dalam dilema yang besar. Alasannya, pertama karena saya laki-laki. Kedua, karena saya belum pernah memakai rok mini. Sebagai orang berpendidikan, saya khawatir perspektif saya terhadap rok mini ini menjadi sangat subyektif, dipenuh asumsi, dan ngawur. Tapi sebenarnya saya selalu ingin mengajukan pertanyaan kepada setiap pengguna rok mini atau celana super pendek di area publik …demi mendapat sudut pandang yang obyektif dari si pemakai agar saya tidak salah sangka,tapi sampai saat ini belum berani dan ...malu Ada yang bilang ini soal iman. Kalau iman kuat, rok mini lewat. Saya kira setiap orang beriman yang jujur, kalau ditanya pasti menjawab akan timbul pikiran bukan-bukan ketika menjumpai perempuan muda berpaha indah memakai rok mini atau celana pendek sekali di tempat umum. Tidak usah jauh-jauh, saya sendiri akan mengaku beriman, sholat selalu berjamaah, tiap hari juga ngaji, tapi rok mini is rok mini, daya tariknya sungguh sering melewati daya tangkal iman. Kalau ada yang bilang "Pikiran situ saja yang jorok", duh, ingin sekali saya jawab "Saya sudah susah payah membersihkan pikiran dari yang nggak-nggak, tapi situ lewat sambil menjorok-jorokkan paha .... memaksa untuk dilihat". Soal hak, semua memang punya hak masing-masing. Selama masih berada di tempatnya, hak menjadi sesuatu yang aman bagi dirinya maupun orang lain. Contohnya ..Mamainkan musik adalah hak. Tetapi ketika bertetangga, genjrang-genjreng jam dua pagi di depan rumah orang, kira-kira akan membuat tidur orang terganggu tidak? Gimana kalau ketika ditegur si penggitar menjawab "Tolong ya Pak, kalau memang tidak suka dengan suara gitar saya, bapak jangan dengerin suaranya, gitar-gitar saya kok bpk yang repot". Kira-kira si bpk akan ngajak berantem atau tidak? Kalau bermainnya di dalam kamarnya sendiri, di studio musik kedap suara, saya kira volume sebesar apapun tidak akan jadi masalah. Minimal tidak jadi masalah untuk orang lain. Sama jadinya dengan rok mini dan hot pant. Di rumah, rok mini akan menjadi sangat asik. Aman, dan nyaman buat semuanya. Apalagi di kamar, tidak pakai rok pun akan semakin menambah suasana jadi lebih sesuatu banget Dan, semua orang akan merasa happy dan dijamin aman. Tapi di boncengan sepeda motor, di Mall, di jalanan ... duuuh biyung, please mbak, bu, kalau sekadar saya yang lihat dijamin akan aman. Karena nafsu dan pikiran saya akan saya manage sedemikian rupa sehingga akan hanya meledak tanpa melukai Anda. Tapi kalau yang nafsunya meledak itu lelaki yang sedang sakit parah jiwanya dan tak tau tempat? Pemerkosa adalah orang yang sedang sakit jiwanya. Dan kata orang tua, mencegah lebih mudah dan murah dari pada mengobati. Tapi akan lebih cerdas, mudah, dan murah kalau kita semua juga ikut mencegah anak ,pacar atau bahkan istri kita dengan tidak menggunakan rok mini di tempat umum. Masih banyak pilihan busana yang lain, yang tetap menarik (tanpa menggoda) dan pantas. Cara ini pasti lebih murah sebelum ada yang menjadi korban lelaki sakit jiwa. Kecuali, kalau memang rok mini telah menjadi sumber penghasilan penggunanya. Mbak-mbak, ibu-ibu. Sebagai lelaki, saya selalu mengagumi perempuan. Dalam teori saya, perempuan itu setiap inchi kulitnya adalah fashion. Karena itu, benang dililit-lilit pun ke beberapa bagian tubuh, sudah seperti keindahan yang menyeluruh. Perempuan juga sangat ekspresif. Mereka suka bicara, suka berdandan, suka "menunjukkan" keindahan dirinya…..dan… Itu memang kodratnya. Dan sedikit ini komentar lelaki. Kami-kami ini juga sangat ekspresif. Tapi berbeda caranya dengan perempuan. Kami tidak terlalu suka bicara, tidak suka berdandan, menunjukkan keindahan diri sendiri. Tapi langsung bertindak. Sebagian yang lain, ekspresinya malah tidak terlihat sama sekali. Tetapi sesuatu di balik celananyalah yang langsung bereaksi. Maka, seperti Bang Napi bilang, kejahatan terjadi bisa bukan karena niat pelakunya, tetapi ketika ada kesempatan. Semoga kita semua aman dan selamat. Di manapun berada. Amiin.

Baca selanjutnya ..

Rabu, 24 April 2013

INVESTASI KITA

Mungkin kita sering mendengar naik turun nya nilai emas di pertokoan sekitar lingkungan.. Jika turun, ada keinginan kita membeli untuk investasi atau agar bisa menyenangkan istri tersayang atau untuk anak2 permata kita. Dan bila naik, kita berpikir untuk menjual guna pengembangan usaha/bisnis. Terkadang kita mati-matian menguras tenaga dan pikiran untuk mengambil strategi dan menerapkannya ke dalam usaha yang kita jalankan. Kawan.. kita sering terlena dengan naik turunnya usaha, karir maupun usaha yang kita jalankan hingga terkadang lupa dengan investasi dan aset yang telah Allah percayakan kepada kita. investasi tersebut adalah putra-putri kita. Sebagian kita menganggapnya sebagai hadiah yang kita peroleh dengan gratis. Padahal terkadang ada sebagian kita, untuk mendapatkan kepercayaan mengasuh seorang putra, berulang kali menengadahkan tangan dan berulang kali berdoa. Setelah diberi kepercayaan tuk mengasuh anak, doanya menjadi hilang, pengawasan pendidikan menjadi berkurang. Jika kita terlena dengan investasi dan aset-aset bisnis kemudian lupa untuk mengangkat investasi amanah ini, maka kita akan rugi tidak hanya didunia, namun juga diakherat. Segeralah kita menjaga investasi ini, agar mereka menjadi dekat dengan orang tuanya, dekat dengan akheratnya, dekat dengan Tuhannya. Menjadi kebanggaan orang tua. Khususnya kebanggaan orang tua saat dihari pertanggung jawaban dihadapan Allah. Karena anak… kita bisa didorong untuk masuk ke surga, namun karena anak pula ……kita dapat terseret ke neraka. Sahabatku, yuk.. kita jaga putra-putri kita, dari pergaulan yang semakin menggila. Agar kita bahagia diakhirnya.. Amin ya Robbal alamin

Baca selanjutnya ..

Senin, 08 April 2013

SIKAP TERHADAP TAKDIR

Apapun keadaan kita di dunia ini, maka itu adalah ketentuan Allah Subhanahu Wata’ala, yang harus kita syukuri dan mau tidak mau harus dijalani. Meskipun diberikan kebebasan oleh Allah Subhanahu Wata’ala., untuk berusaha merubah keadaan kita, akan tetapi hasil akhirnya ternyata tidak membawa perubahan, maka itulah ketentuan yang telah digariskan oleh Allah Subhanahu Wata’ala., dan harus kita syukuri sebagai karunia darinya. Allah Subhanahu Wata’ala, berfirman; وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلاَئِفَ الأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ “Dan Dia-lah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sebahagian diantara kamu di atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS:Al-An’am [5]:165). Jelaslah bahwa keadaan (miskin-kaya), bukanlah pilihan daripada manusia, akan tetapi memang kehendak dari Allah Subhanahu Wata’ala., dengan tujuan untuk menguji yang kaya-dengan harta, popularitas dan segudang ke-sukses-annya yang lain, sejauh mana ia rendah hati dihadapan manusia dan seberapa ikhlas ia mendermakan hartanya di jalan Allah Subhanahu Wata’ala. Dan si-miskin, sampai titik mana ia bersabar dengan keterbatasan yang dimilikinya dan sejauh mana ia tetap berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wata’ala, di tengah setumpuk kesusahan, penderitaan yang sengaja dikirimkan oleh Allah untuknya. Itulah sikap manusia seharusnya dalam merespon nikmat dari Allah Subhanahu Wata’ala. Walaupun sudah dijelaskan bahwa dua keadaan itu merupakan ketentuan dari Allah Subhanahu Wata’ala, akan tetapi kebanyakan manusia tidak memahami hal tersebut. Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu Wata’ala juga menggambarkan sikap manusia dalam merespon keadaan yang diberikan kepadanya; “Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: ‘Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku’. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (QS: Az-Zumar: 49). Secara psikologi, kita lebih siap menerima kesuksesan, ketimbang mengadapi kegagalan, kita lebih sanggup dan percaya diri menjadi orang kaya, ketimbang diuji dengan kondisi ke-miskinan. Mungkin, telah banyak doa yang kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, agar Allah mengabulkan setiap keinginan kita, mungkin juga kita terlalu sering bermohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala untuk menjadikan kita orang nomor satu dilingkungan kita, mungkin terlalu sering juga kita berdoa agar kiranya Allah Subhanahu Wata’ala memindahkan batu ujian yang menghadang di depan mata. Bukankah yang kita butuhkan bimbingan-Nya saat kejayaan itu kita raih? Juga panduan dari-Nya yang kita butuhkan dalam hidup di dunia ini?

Baca selanjutnya ..

Minggu, 31 Maret 2013

REJEKI KITA

Banyak manusia merasa khawatir dalam mencari rezeki karunia Allah Swt. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela menggadai diri dan menghinakan martabat. Kondisi dunia modern yang sarat persaingan menuntut mereka untuk lebih berjibaku dalam mencari nafkah. Betapa banyak setiap pagi hari di belahan bumi manapun didapati wajah-wajah penuh ketegangan dan kepanikan yang memancarkan rona khawatir dalam mengais rezeki. Seolah mereka tiada memiliki Tuhan yang Maha Kaya ….Yang Mampu menjamin rezeki setiap hambaNya…….. Dialah Allah, Ar Razzaq Sang Pemberi Rezeki. Hal yang sering luput dari diri manusia zaman modern ini adalah keimanan dan keyakinan bahwa Allah Swt telah menjamin rezeki setiap hambaNya. Karena keyakinan ini semakin memudar, maka setiap individu bergulat dan berkutat dalam kehidupan dunia demi memenuhi kebutuhan hidup belaka. Dalam kutipan pernyataan Al Qusyairi yang mengatakan,… ““Seseorang yang mengetahui bahwa Allah itu adalah Sang Pemberi Rezeki, berarti ia telah menyandarkan tujuan kepadaNya dan mendekatkan diri dengan terus bertawakal kepadaNya.” Pernyataan Al Qusyairi ini penting untuk diyakini bahwa memang kunci mendapatkan rezeki adalah dengan mendatangi Sang Pemilik rezeki yaitu Ar Razzaq! Sebab dengan mendatanginya maka segala kebutuhan akan terpenuhi. Apakah kita belum pernah mendengar hadits yang amat masyhur ini: Hai manusia, jika dari generasi pertama sampai terakhir, baik jin dan manusia berkumpul dalam satu tempat untuk meminta kepadaKu, lalu masing-masing orang meminta untuk dipenuhi kebutuhannya, niscaya hal tersebut tidak mengurangi sedikit pun dari kekuasaanKu, kecuali hanya seperti jarum yang dicelupkan di laut. HR. Muslim Ini semua bukanlah demi meremehkan sebuah ikhtiar mencari nafkah atau bekerja…. Tetap saja bekerja adalah sebuah prasyarat mulia untuk mendapatkan nafkah, dan para nabi yang terhormatpun tetap melakukannya. Namun tekanan yang terpenting dalam mencari rezeki dan nafkah adalah ketaatan kepada Allah Sang Pemberi rezeki. Dalam kitab Shahih Al Jami’ disebutkan sebuah hadits dari Rasulullah Saw yang berbunyi, “Sesungguhnya malaikat Jibril menghembuskan ke dalam hatiku bahwasanya jiwa hanya akan mati sampai tiba masanya dan memperoleh rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah, carilah nafkah yang baik, jangan bermalas-malasan dalam mencari rezeki, terlebih mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya Allah tidak akan memberikan apa yang dicarinya kecuali dengan taat kepadaNya.” Sebab itu usahlah panik dalam mencari karunia Allah Swt berupa rezeki. Yakinilah bahwa rezeki itu datang, bahkan kedatangannya menghampiri diri kita begitu cepat. “Sesungguhnya rezeki itu akan mecari seseorang dan bergerak lebih cepat daripada ajalnya.” HR. Thabrani Semoga Allah memberkahi rezeki & hidup kita bersama. Amien!

Baca selanjutnya ..

Rabu, 13 Maret 2013

KARENA DIRIMU

Aku bahagia dapat mencintaimu. Aku gembira bersanding denganmu dan dekat sekali disisimu. Karena dari hidup denganmu itulah aku mengenal kehidupan, berpikir dan berikhtiar. Darimulah aku mengenal kelemah lembutan Darimu aku mengenal keindahan. Denganmu aku terus merasa bahagia. Untukmu aku terus berusaha memperbaiki diri. Olehmu aku menyadari sebuah anugerah dan mengingatkan selalu kepada Tuhan, Dan karena dirimu pula aku bisa selalu menatap dunia dengan sikap optimis. Bahkan hanya dari dirimulah aku jauh lebih mengenal kesedihan, kerinduan, kecemburuan, kekalutan, kecemasan, tantangan, Untuk kemudian mengubahnya ke dalam cawan kenikmatan

Baca selanjutnya ..

Rabu, 06 Maret 2013

PIKIRAN POSITIF

Dalam kehidupan di manapun, di segala tempat, di kantor, di lingkungan masyarakat, di jaringan social, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya, akan ditemukan berbagai macam watak manusia, yang satu sama lainnya akan berbeda. Inilah perlunya menata kehidupan dalam berinteraksi dengan sesama , karena memang ada manusia yang sangat peka alias mudah tersinggung, ada juga manusia yang biasa saja, menerima segala yang ada, alias adem ayem saja. Dalam menghadapi menusia yang beraneka ragam tadi , kata orang bijak “pandai-pandailah meniti buih” atau ibarat main layangan, kapan di tarik dan kapan di ulur, ya disesuaikan ke mana arah angin bergerak. Tak mudah emosi dan tak mudah kagetan, itu kunci utama atau tidak mudah tersinggung, apapun yang orang lain katakan. Karena teman yang baik, hanya melihat kebaikanmu, walaupun kesalahanmu banyak sekali. Musuh yang jahat, itu ada di sekitarmu juga, hanya melihat kesalahanmu, walaupun kabaikanmu banyak sekali. Di mata orang yang dengki, yang berpikir negatif, tak ada kebaikanmu, semuanya salah, buruk dan kotor.. Hadapi manusia dengan cinta dan kebijaksanaan, maka akan kita temukan begitu banyak manusia yang baik, benar dan menyenangkan. Namun, bila kita hadapi manusia dengan kedengki dan kebencian, maka dihadapan kita tak ada manusia yang baik, yang benar dan yang menyenangkan, yang terlihat dimata hanya kedengkian dan kebencian. Jangan biarkan kehidupan kita yang pendek ini diisi dengan penuh dengki, kebencian, iri hati, kecewa, mengeluh, putus asa dan berbagai macam penyakit hati yang lainnya. Jadilah manusia yang baik dan bermanfaat bagi sesamamu, lakukanlah kebaikan, sekecil apapun yang kamu bisa. Jadilah kamu teman yang baik, jika tak bisa, jangan kau sakiti mereka !

Baca selanjutnya ..

Senin, 25 Februari 2013

SEHAT ALA ROSSUL

Dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, rupanya tanpa kita sadari, tak boleh sembarangan. Inilah faktor penyebab terjadinya berbagai penyakit antara lain penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan dan lain2 penyakit. Apabila anda telah mengetahui ilmu ini, tolonglah ajarkan kepada yg lainnya. Agar tips sehat ala nabi Muhammad ini bermanfaat untuk semua. Tahu nggak? Ini adalah Diet Rasullulah SAW kita juga. Seorang Ustaz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari-hari. Insya Allah kalau anda ikut diet Rasullullah ini, anda takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan.Inidetailmya : *Jangan makan DAGING bersama SUSU *Jangan makan DAGING bersama IKAN *Jangan makan IKAN bersama SUSU *Jangan makan AYAM bersama SUSU *Jangan makan IKAN bersama TELUR *Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD *Jangan minum SUSU bersama CUKA *Jangan makan BUAH bersama SUSU Aturan dan Cara Makan : 1. JANGAN MAKAN BUAH SETELAH MAKAN NASI, SEBALIKNYA MAKANLAH BUAH TERLEBIH DAHULU, BARU MAKAN NASI. 2. TIDUR 1 JAM SETELAH MAKAN TENGAH HARI. Dengan syarat agar kita bisa bangun untuk sholat malam. 3. JANGAN SESEKALI TINGGALKAN MAKAN MALAM . BARANG SIAPA YG TINGGALKAN MAKAN MALAM DIA AKAN DIMAKAN USIA DAN KOLESTEROL DALAM BADAN AKAN BERGANDA. Memang sulit mengamalkannya, tapi kalau tak percaya cobalah ! Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek atau tidak dalam waktu singkat. Cara makan ini Akan berpengaruh bila kita sudah tua nanti. Dalam kitab juga melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut. Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama ayam. karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+ sedangkan dalam ikan mengandung ion-, jika dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus kita. - Kesegaran udara subuh yg bagus utk kesehatan/ terapi penyakit TB - Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan 2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jum’at beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. “Mandi pada hari Jumaat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman” (HR Muslim) 3.TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN Sabda Rasul : “Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan) “(Muttafaq Alaih) Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda : Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan. 4. GEMAR BERJALAN KAKI Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir,pori- pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung 5. TIDAK PEMARAH Nasihat Rasulullah : “Jangan Marah”diulangi sampai 3 kali. Ini menunujukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. Ada terapi yang tepat untuk menahan marah : - Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring - Membaca Ta ‘awwudz, karena marah itu dari Syaithon - Segeralah berwudhu - Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati 6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT 7. TAK PERNAH IRI HATI Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat. ::Ya Allah,bersihkanlah hatiku dari sifat sifat mazmumah ( Tercela ) dan hiasilah diriku dengan sifat sifat mahmudah ( Terpuji )

Baca selanjutnya ..

Selasa, 19 Februari 2013

PERHIASAN DUNIA

Tanpa perlu bersolek, hiasan dunia memang indah, sejuk, serasi. Gunung-gunung menjulang megah. Padang rumput nan hijau menghampar. Air terjun bergemuruh riuh. Hutan lebat menyejukkan. Sungai-sungai pegunungan mengalir jernih seperti mutiara yang berhamburan. Tapi, semua hiasan itu tak mampu mengalahkan indahnya wanita yaitu istriku …Dialah isteri shalihah, penenang hati penyejuk mata. Kalau membayangi ungkapan itu, Istriku jadi malu sendiri. Apalagi waktu berdandan. aku seperti tak pernah mau beranjak jauh dari ibu tiga anak ini. kupandangi lekat-lekat. Tanpa menimbulkan suara, senyumnya kerap tersungging. Kalau sudah begitu, istriku bukan saja malu. Tapi, juga grogi. Sebenarnya, istriku termasuk wanita yang jarang berdandan. Sejak remaja, dia kurang akrab dengan yang namanya kosmetik. Ia lebih senang tampil apa adanya. Tapi, tidak berarti menampilkan apa yang ada. Aurat tetap harus ditutup. Tanpa kosmetik, toh ia tetap tampil cantik. Tahun berganti tahun, dan masa pun terus bergulir. istriku tidak lagi yang dulu. Itu sangat ia sadari. Kulitnya yang dulu halus, kini mulai agak berkerut. Cahaya wajahnya pun mulai agak pudar. Tidak seperti ketika masih gadis. Keringat tubuhnya sering mengucur tidak teratur. Kalau sudah begitu, aroma tubuhnya sudah mulai bervariasi..apalagi sepulang dari kegiatan olahraga favoritnya yaitu senam erobik Kadang tidak berbau, tidak jarang juga sebaliknya. Namun demikian, berdandan tetap memberatkan istriku. Kecuali, kalau mau berpergian. Itu pun karena nasihat seorang teman. “Bu, muslimah itu mesti tampil baik. Akhlaknya baik, busananya baik. Dan, yang lain-lainnya juga mesti baik,” ucap teman pengajian istriku Tafsiran istriku memang cukup tajam. Yang dimaksud lain-lainnya memang rupa-rupa. Wajahnya minimal tidak berminyak. Atau tidak kering kerontang seperti tanah di Gunung Kidul. Dan yang juga tak kalah penting, aroma tubuh. Kan tak enak, kalau tiba-tiba teman menjauh saat kita akan mendekat. istriku terduduk lemas di depan meja rias. Ia merasa bersalah bercampur malu. Malu dengan suami. Dan terlebih lagi, malu pada Allah dan Rasul-Nya. Masih terngiang dalam benaknya ketika seorang ustadz membacakan sebuah hadits. “Dunia itu perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan, adalah wanita shalihah.” Dunia memang tak perlu bersolek untuk menampilkan keindahannya. Tapi, semua yang di dunia ini tak ada yang langgeng. Kalau tak dirawat, keindahannya akan pudar. Begitu pun dengan isteri shalihah. Kalau hati dan penampilannya tak lagi terawat, keindahannya akan buyar. Merawat hati dengan dzikir. Dan merawat penampilan, dengan berhias. Khususnya, buat suami tercinta.

Baca selanjutnya ..

Selasa, 01 Januari 2013

KEHATI HATIAN

Hari itu cuaca teramat panas, matahari memancar terik sejak pagi, anak Khalifah Umar bin Abdul Azis yang paling bungsu sehabis bermain sejak pagi berasa sangat lapar lalu meminta makanan kepada ibunya. Tetapi ketika itu isteri Khalifa, Fatimah belum memasak sesuatu apapun. “Pergilah berjumpa dengan ayahmu di baitulmal, mungkin dia dapat memberikan kamu sesuatu yang dapat dimakan,” kata Fatimah. Anak itupun berlari lari riang dan lucu mencari ayahnya. Ketika itu ia melihat ayahnya Khalifah Umar bin Abdul Azis masih bersama beberapa orang pegawainya untuk menimbang sejumlah buah apel untuk dibagikan kepada mereka yang layak menerimanya. Tiba tiba masuk seorang buah hati Khalifah yang kecil itu menuju tumpukan buah apel, lalu mengambil sebuah apel dari tumpukkan dan lalu hendak memakannya. Khalifah Umar bin Abdul Azis melihat anak kesayangannya mengambil dan khalifah segera merebut paksa buah apel itu dari mulut anaknya hingga buah hatinya menangis lalu berlari pulang ke rumahnya. “Wahai Amirul Mukminin, anakmu itu sedang lapar, toh kita masih mempunyai stok banyak buah apel untuk diberikan kepada orang banyak, sekiranya hilang satu buah, tentu tidaklah menjadi kerugian,” kata Sahal, adik Khalifah Umar bin Abdul Azis yang turut berada dan menyaksikan kejadian tersebut. Sahal, tidak sampai hati melihat keponakannya yang sedang lapar itu menangis ketika sebuah apel yang hendak dimasukkan kedalam mulut yang direbut oleh ayahnya. Khalifah Umar Abdul Azis hanya berdiam diri mendengar kata kata adiknya ini. Hatinya sendiri ketika itu sedang gelisah. Dia terpaksa memilih antara keridhaan Allah dengan keinginan anak kesayangannya. Dia memilih mengutamakan keridhaan Allah. Selesai kerjanya di baitulmal, Khalifah Umar pulang segera ke rumah. Ditemui anak bungsunya yang sedang lucu lucunya, dan dia memeluk dan mencium buah hatinya, tapi dia mencium harumnya buah apel pada mulut si bungsu anaknya, Khalifah Umar segera memanggil Isterinya , Fatimah. “Wahai Fatimah, darimana kamu dapatkan buah apel untuk anak kita?” Tanya Khalifah Umar bin Abdul Azis. “Anak itu sedang kelaparan tadi siang , dan ia ingin sekali memakan buah apel, lalu akhirnya saya belikan sebuah di pasar, apel itulah yang dimakannya untuk menahan rasa laparnya.” Jawab Fatimah. Dengan wajah lapang dan sambil menangis Khalifah Umar bin Abdul Azis pun bercerita kejadian tadi siang terkait dengan anak bungsunya dan ia berkata,”Wahai isteriku Fatimah, ketika saya merebut buah apel itu dari mulut anak kita, sungguh, saya merasakan seperti merengut jantung saya sendiri. Tetapi apa daya karena saya sangat takut akan api neraka yang akan membakar anak kita, jadinya saya rebut buah apel itu dari mulutnya. Begitulah seorang hamba Allah, seorang Khalifah , yang mencontohkan kehati hatiannya , yang mengharapkan seluruh keluarga bahkan rakyatnya untuk mencapai surga Allah, beliau sangat khawatir barang barang haram memasuki aliran darah di keluarganya. Bagaimana dengan kita? Ya Allah lindungi kami dan keluarga kami, para pemimpin kami , para ustadz kami, dan seluruh kaum muslim agar kami dan mereka memperhatikan apa apa rezeki yang dinikmatinya…

Baca selanjutnya ..