on line

Selasa, 07 Februari 2012

YAA ROSSULALLAH

Rasanya tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak marah jika orang yang dicintainya di hina atau diolok-olok oleh orang lain. Bahkan kalau mampu, ia akan membalas. Jadi, saya pikir benar juga reaksi umat Islam di seluruh dunia dalam kasus karikatur yang diakui oleh pembuat dan penerbitnya sebagai sosok Nabi Muhammad saw. Betapa tidak, beliau adalah sosok yang (wajib) diagungkan dan dicintai lebih dari makhluk-Nya yang lain oleh setiap diri yang mengaku muslim. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, ”Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, kalian tidaklah beriman, hingga kalian mencintai aku lebih dari orang tua dan anak kalian” (HR Imam Bukhari). Sahabat Umar ra juga pernah ditanya oleh Rasulullah saw: "Apakah kamu cinta kepada Rasulullah wahai Umar?" Beliau menjawab: "Betul wahai Rasulullah saw, tapi tidak melebihi kecintaan saya kepada diri saya sendiri." Rasulullah berkata: "Tidak, wahai Umar. Kalau kamu cinta kepada Rasulullah, kecintaan itu harus melebihi dari kecintaan kamu kepada diri kamu sendiri." Sejenak Umar diam, lalu berkata: "Saya mencintai engkau wahai Rasulullah lebih dari kecintaan saya pada diri saya sendiri." Rasulullah kemudian berkata: "Itulah makna kecintaan kepada Rasulullah wahai Umar" (Hadits). Kita perlu mengenal lebih jauh adab (kewajiban) apa saja bagi seorang muslim sebagai wujud rasa cinta yang mendalam kepada beliau. Mengapa? Supaya kita termasuk golongan yang benar-benar mengikuti beliau. Beliau bersabda “Kaum Yahudi akan terpecah menjadi 71 golongan, kaum Nasrani terpecah menjadi 72 golongan, sedangkan umatku ini akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu.” Para sahabat bertanya, “Siapa golongan yang satu itu wahai Rasulullah?” Beliau berkata “Yaitu yang berada di atas sebagaimana yang aku dan sahabatku lalui hari ini.” (HR Imam Bukhari, Imam Muslim). . Allah SWT berfirman,“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” (QS. Al-Ahzab 21). *** Kita wajib mengimani apa-apa yang beliau kabarkan, baik tentang agama, urusan dunia, maupun perkara ghaib di dunia dan di akhirat. Misalnya, kita wajib percaya dan taat bahwa beliau telah menjalankan Isra’ dan Mi’raj dan membawa perintah shalat fardlu lima waktu. Kita juga percaya dan taat bahwa beliau pernah bercakap-cakap dengan bangsa jin. Beliau memerintahkan agar manusia tidak tersesat hingga minta bantuan jin karena termasuk perbuatan syirik (menyekutukan Allah). Bahkan, kita juga wajib percaya dan taat bahwa Al-Qur’an itu bukan hasil karangan beliau tapi wahyu dari Allah SWT baik secara langsung dan melalui malaikat Jibril. Maukah Anda turut didoakan oleh malaikat? Maka muliakan dan agungkan nama beliau dengan mengucapkan shalawat (doa agar kesejahteraan dilimpahkan pada beliau) dan salam (doa agar beliau terhindar dari bahaya dan fitnah). Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bershalawat kepadaku, maka malaikat juga mendoakan keselamatan yang sama baginya, untuk itu hendaknya dilakukan, meski sedikit atau banyak” (HR Imam Ibnu Majah dan Imam Thabrani). Oleh sebab itu, setiap doa akan lebih mungkin dikabulkan jika sebelumnya didahului membaca Bismillah, serta shalawat dan salam kepada Rasulullah saw. Gelar Shalallaahu ‘alaihi wasallam di samping sebagai shalawat dan salam, juga untuk membedakan panggilan beliau dengan orang lain, sebagaimana firman-Nya: “Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)” (QS. An Nuur: 63) *** Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menapak jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayapnya karena ridha terhadap mereka yang menuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh makhluk Allah yang ada di langit dan yang ada di bumi, sampai ikan-ikan di dalam lautan juga memintakan ampunan buat mereka. Keutamaan orang yang berilmu dengan orang yang ahli ibadah adalah seumpama bulan pada saat purnama dibandingkan dengan bintang-bintang. Dan orang yang berilmu merupakan pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham kepada mereka, namun mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang besar.” (HR Imam Abu Daud). Namun jangan salah arti. Ini bukan ilmu sembarang ilmu, tetapi ilmu yang dapat menambah iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Ilmu yang akan membuat kita bahagia di dunia dan di akhirat. Tidak lain tidak bukan yaitu ilmu agama Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Allahumma sholli wa sallim ‘alaa sayyidina Muhammad... Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai orang yang mencintai, sekaligus dicintai oleh Rasulullah saw dan mengumpulkan kita kelak bersamanya, bukan bersama 72 golongan lain dari umat Islam yang tersesat itu. Amin. Wallahu a`lam bishshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar