on line

Senin, 21 Mei 2012

3 WARISAN ROSSULALLAH ( 1 )

Pada suatu pagi, Abu Hurairah Radhiyallahu `anhu pergi ke sebuah pasar. Di situ beliau melihat sebagian orang tenggelam dalam aktivitas bisnis. Mereka asyik melakukan transaksi jual-beli. Melihat hal itu, Abu Hurairah ingin mengingatkan mereka agar tidak terjebak dalam masalah duniawai melupakan aspek ukhrawi. Bolehlah dunia dicari namun akhirat jangan lupa untuk diburu. Abu Hurairah berkata, “Wahai penghuni pasar, alangkah lemahnya kalian.” Mereka bertanya penasaran, “Apa maksudmu, wahai Abu Hurairah?” “Itu warisan Rasulullah Shallahu `alaihi wa Sallam sedang dibagikan sementara kalian masih di sini. Mengapa kalian tidak pergi ke sana untuk mengambil jatah kalian darinya?” “Di mana?” Abu Hurairah menjawab: “Di masjid.” Maka mereka keluar dengan cepat. Abu Hurairah berdiri menjaga barang mereka sampai mereka kembali. Setelah para penghuni kembali dari masjid, Abu Hurairah bertanya, “Ada apa dengan kalian?” Mereka menjawab, “Wahai Abu Hurairah, kami telah datang ke masjid, kami masuk ke dalamnya tapi tidak ada yang dibagi.” Abu Hurairah bertanya, “Apa kalian tidak melihat seseorang di masjid?” Mereka menjawab, “Kami melihat orang-orang yang shalat, membaca Al-Qur’an, dan orang yang mempelajari halal-haram.” Abu Hurairah berkata, “Celaka kalian, itulah warisan Muhammad Shallahu `alaihi wa Sallam.” *** Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabari dalam kitabnya Al-Awsath ini memberikan banyak pelajaran berharga tentang pentingnya memburu warisan yang telah diwariskan oleh Nabi Muhammad Shallahu `alaihi wa Sallam. Bukan harta benda, uang, kendaraan mewah, rumah megah, gemerincing uang dinar yang menjadi warisan. Warisan yang ada jauh lebih abadi, berlaku sepanjang masa, itulah warisan berupa mengerjakan shalat, membaca Al Qur`an, dan mempelajari halal-haram. Warisan pertama adalah shalat. Shalat merupakan tiang agama. Shalat menjadi amal yang pertama kali diaudit oleh Allah. Ia menjadi amal yang dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya. Manakala shalat kita baik, amal ibadah selanjutnya akan menjadi baik. Sebaliknya, ketika amal shalat kita terpuruk, berlubang di waktu-waktu dalam hayat kita, seperti itulah konsekuensi amal lainnya, minus dan penuh kecacatan. Rasulullah Shallahu `alaihi wa Sallam menggambarkan seorang mukmin yang menunaikan ibadah shalat wajib seperti orang yang mandi sebanyak lima kali di waktu pagi, siang, petang, dan malam. Ia selalu berada dalam kebersihan, bersih dari noda dan kotoran, dosa-dosanya rontok bersama iringan bacaan dan gerakan shalatnya. Kedudukan shalat menjadi semakin penting saja, saat perintah pelaksanaannya disampaikan langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta`ala kepada Rasul Shallahu `alaihi wa Sallam dalam peristiwa isra`-mi`raj.  Imam Ahmad bin Hajar Al-Haitamiy dalam kitabnya Al-Zawajir mengetengahkan sebuah hadits yang menyebutkan sejumlah kemuliaan bagi yang melaksanakan shalat dan kehinaan bagi yang meninggalkannya. Secara singkat, dalam hadits yang dikutip oleh Imam Ibnu Hajar tersebut, disebutkan bahwa Allah memberikan 5 kemuliaan pada orang yang melaksanakan shalat: Pertama. Allah akan angkat kesulitan dari kehidupannya  Kedua. Dilindungi dari azab kubur  Ketiga. Catatan amalnya diberikan di tangan kanannya  Keempat. Melewati jembatan akhirat secepat kilat  Kelima. Masuk surga tanpa hisab. Masih dalam hadits yang sama, ada 15 kehinaan bagi orang yang meremehkan shalat terdiri dari 6 kehinaan di dunia, 3 saat kematian datang, 3 di alam kuburnya, dan 3 saat dibangkitkan dari alam kubur. 6 kehinaan di dunia : Diangkatnya keberkahan dari umurnya, dihapuskannya tanda-tanda kaum shalihin dari wajahnya, setiap perbuatan yang ia kerjakan tidak mendapatkan pahala dari Allah, doanya tidak diangkat ke langit, tidak masuk dalam bagian doa orang-orang shaleh, dan mudah menyimpan kebencian pada orang lain. 3 kehinaan saat datang kematian: mati dalam keadaan hina, meninggal dalam keadaan kelaparan, mati dalam keadaan kehausan meski lautan di dunia diminumkan kepadanya. 3 kehinaan di alam kubur : kuburnya akan menghimpitnya hingga meremukkan tulang-tulangnya, dinyalakan api dalam kuburnya di waktu siang dan malam hari, dan disisipkan ular dalam kuburnya. Sedangkan 3 kehinaan setelah dibangkitkan dari alam kubur adalah: menghadapi hisab (perhitungan) yang sangat berat, mendapatkan murka Allah, dan masuk ke dalam api neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar