on line

Senin, 11 April 2011

Khutbah Jum'at

Khut’bah Jum’at dari Rasa Ngantuk sampai yang Bosan


Shalat jum’at hukumnya wajib. Wajib datang, ikut aturan, mekanisme apapun diikuti. Kita tak bertanya, mengapa shalat jum’at itu ada. Tapi apa yang dilakukan ketika kegiatan ibadah itu dilakukan.
Ngantuk dan bosan, menempeL di wajah jamaah jum’at kebanyakan. Kita semua kebanyakan pernah mengalaminya. Tapi kontras dengan wajah khatib yang umumnya datar tanpa ekspresi di depan teks bacaannya, atau yang berkoar-koar memekik telinga.
Tak ada yang salah. Itulah adanya. Digambarkan apa adanya. Berulang-ulang tiap minggu untuk sekedar adanya.
Hampir kita mendengar seruan khutbah yang tak ada bedanya. Mengulang-ulang untuk mengingatkan umat/jamaah yang sering lupa diri. Lupa shalat, lupa zakat, lupa bersedekah, lupa baca Qur’an sampai lupa selalu bertaqwa.

Memang kita umat pelupa. Mungkin. Sering diingatkan, malah sering lupa. Lupa karena sering, atau lupa karena bosan. Tetapi selalu tak lupa untuk mengantuk.
Kapan selesai, kapan pulang. Lebih cepat lenih baik. Pulang dengan ngantuk menghilang ketika keluat pintu masjid. Tak ada oleh-oleh pencerahan. Hanya menitipkan angka amal yang tercatat teliti oleh malaikat. Itupun kalau jumatannya sah, kata ustad.
Jadi bagaimana pantasnya? Mungkin kuping perlu dilebarkan. Menangkap apa saja yang terlontar. Mau doktrinal, politis, netral, seakan tak peduli. Fungsi telinga hanya mendengar, sementara mulut terkunci menunggu isyarat waktu untuk dipakai. Maka, mendengarlah. Jangan bertanya, jangan protes, itu tak baik. Yang baik adalah duduk tenang, mendengar/ mengantuk juga boleh asal sekalian jangan tidur.
Tapi, apa salah berkhayal. Bermimpi menikmati suguhan khutbah jum’at yang enak dicerna, tak membosankan, tak mengingatkan sekedarnya. Tapi membuka mata dan memperdengarkan hal yang tak terpikirkan sebelumnya. Kapan saatnya itu? Saya mau melakukannya. Namun takut. Takut demam panggung. Takut disuruh turun, takut diusir, takut dituduh kafir. Karena selama ini ada aturan dan dosa yang membuatku takut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar